*MONITORING RAPAT KONSOLIDASI DAN PERSAMAAN PERSEPSI PEMERINTAH TANGGERANG SELATAN TERKAIT PERSELISIHAN ANTARA POK NTT (KATOLIK/KRISTIANI) DENGAN WARGA KP. CURUG PONCOL RT.007/002 BABAKAN TANGERANG SELATAN*

Tangerang,BuserKriminalitas,com,Izin melaporkan pada hari Senin tanggal 06 Mei 2024, Pukul 11.10 - 12.10 WIB, telah dilaksanakan monitoring rapat konsolidasi dan persamaan persepsi pemerintah Tanggerang Selatan terkait perselisihan antara Pok NTT (Katolik/Kristiani) dengan Warga Kp. Curug Poncol Rt.007/002 Babakan Tangerang Selatan, bertempat di Kantor Kelurahan Babakan Tangerang Selatan, adapun yang dapat dilaporkan sbb :

*HADIR DALAM GIAT  :* 

- Lurah Babakan Teten
- Kompol Chalid, SH Kanit Kamsus PMJ
- Kasat Intel Res Tangsel AKP Eko Nopendi, SH, MH
- Kapolsek Cisauk AKP Dhady Arsya, SH, MH
- Wakapolsek Cisauk Iptu Mulyadi
- Kanit 5 Kamsus Res Tangsel Iptu Jonas, SH
- Kanit Intel Cisauk Ipda Frandhika, SH
- Kementrian Agama Tangsel Asep Aziz Nasir
- GP Anshor Setu Irfan Alamsyah
- FKUB Fachrudin Zuhri
- Toga Abdul Majid
- Tomas Abdul Khadir
- Ketua RW 02 Marat
- Bp. Entong pemilik Kontrakan
- Ipang Nurahman korban
- Bapak Andreas (Sekertaris FKUB/Perwakilan umat Katholik se - Tangerang Selatan)

*Adapun hal - hal yang disampaikan dalam mediasi :*

A. Teten (Lurah Babakan)
- Apapun yang terjadi di wilayah kita ini semua teguran dan harus dievaluasi telah terjadi kejadian seperti tadi malam. Kami kedepannya akan melakukan edukasi kepada ketua rt kalau jam jam agama itu berbeda beda nanti saya tekankan kepada semua ketua rt biar sama sama menghargai atar umat beragama.
- Saya minta maaf atas kejadian ini karena sudah membuat kegaduhan diwilayah saya soalnya ini sudah sampai nasional karena viral di medsos.

B. Akp Dhady (Kapolsek Setu)
- Kita disini berkumpul untuk merendam kejadian tadi malam, di medsos sudah banyak berkembang mengenai permasalhan ini kalau ini tidak bisa direndam nanti bisa meluas sampai kemana mana, biarkan peristiwa semalam kita yang tangani sesuai proses hukum yang berlaku.

C. Ustad Abdul Majid (Tokoh Agama)
- Semoga peristiwa ini tidak terjadi kembali dan kondusif diwilayah kita, setiap di pengajian saya sampaikan juga jangan sampai terpancing emosi dengan hal hal sepele tidak semua permasalahan diselesaikan dengan kekerasan, tujuan saya ini agar peristiwa seperti ini tidak terjadi di wilayah Kita.

D. Fahrudin Zuhri (FKUB Tangsel)
- Pesan saya kepada kelurahan tolong itu lakukan jalankan CMR(Cerdas Modern Religius) agar pertikaian pertikaian seperti ini tidak terjadi. Saya sebagai FKUB marah dengan peristiwa ini.
- Untuk anak muda kalau mau menegur baik baik jangan semua diluapkan dengan emosi yang bakal bikin kemelut diwilayah kita.
- saya minta kepada bapak Kapolsek untuk proses ini sesuai hukum yang berlaku dari kubu krisitiani jangan ada yang intervensi begitu jg sebaliknya.
- saya berharap kepada semua pihak peristiwa ini diselesaikan kasian kepada semua jajaran yang terkait

E. Bapak Asep Nazher (Perwakilan Kementrian agama Provinsi Banten)
- Tangsel itu terkenal dengan kerukunannnya tinggi, dengan peristiwa ini menjadi sentilan bagi kami apalgi sudah berkembang di medsos, mudah mudahan dengan peristiwa ini menjadikan persaudaraan kita menjadi kuat karena ini merupakan ujian kita bersama.
- kalau akan mendirikan rumah agama itu ada prosedurny tidak harus ujuk ujuk jadi itu rumah agama bapak bapak, maka itu murupakan tugas kami yanh memproses itu smua.
- semoga peristiwa ini dapat didamaikan hari ini supaya tidak berkelanjutan dam akan kita buat laporan baik di media maupun ke kantor.

F. Ketua Rw Setempat
- Saya mohon maaf kepada lapisan masyarakat yang hadir disini dengan kejadian ini akan menjadi evaluasi bagi saya sebagai ketua lingkungan, saya nungguin dari semalam dan sampai dijemput polres untuk menjadi saksi saya mau peristiwa ini selesai.

G. Bapak Andreas (Sekertaris FKUB/Perwakilan umat Katholik se - Tangerang Selatan)
- Saya harap peristiwa ini tidak melebar kemana mana cukup sampai disini saja.
- Saya minta tolong kepada bapak babinsa dan pak binmas ketua rt rw untuk menjaga adik adik kita mahasiswa karena mereka takut untuk kembali ke kontrakan.

(Redaksi)