Isu reshuffle kabinet tengah mengemuka. Perombakan kabinet ini menyusul perubahan nomenklatur kementerian yaitu peleburan Kemenristek ke dalam Kemendikbud dan pembentukan Kementerian Investasi. Kepala negara juga sudah mengajak berbicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin soal rencana reshuffle.
Pengamat politik Arif Nurul Imam memandang reshuffle kabinet kemungkinan hanya mengisi pos yang kosong. Selain itu, karena momentumnya tidak tepat lantaran masih dalam suasana Ramadan dan pandemi Covid-19.
"Secara momentum saya kira sangat bergantung situasi politik. Jika sekarang di tengah puasa nampaknya kurang tepat," kata Arif saat dikonfirmasi, Kamis (15/4).
Dia mengungkapkan, reshuffle kabinet bisa dibaca dari dua kaca mata. Pertama, sebagai evaluasi kinerja kabinet. Kedua, sebagai bagian power sharing dalam menata kekuasaan pemerintah.
"Terkait isu reshuffle apakah hanya akan melantik kementerian baru dan mengisi pos yang kosong, saya kira amat bergantung kebutuhan," ungkap Arif.
Beberapa menteri dinilai masih aman karena alasan berbasis kinerja sekaligus momentum.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin salah satu yang terbilang aman Kementerian Pertanian yang dijabat oleh Syahrul Yasin Limpo. Hal itu karena faktor kinerja dan partai asal Syahrul.
"Jika dilihat dari sisi politis, SYL akan aman. Karena menteri dari parpol (NasDem)," ujar Ujang.
Nama lain yang dinilai Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin aman adalah Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Bahkan, Bahlil digadang-gadang bakal 'naik kelas' menjadi Menteri Investasi.
Kemudian, ada Mendikbud Nadiem Makarim yang dijagokan Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira tetap dipertahankan Jokowi di kabinet.
Andreas berpandangan kinerja Nadiem bagus dan menyiapkan terobosan dunia pendidikan. Misalnya kebijakan merdeka belajar, kampus merdeka, dan peningkatan status guru honorer.
Sebelumnya, DPR telah menerima surat presiden Nomor R-14/Pres/03/2021 perihal Pertimbangan Pengubahan Kementerian. Serta telah ditindaklanjuti melalui rapat konsultasi pengganti rapat Bamus pada 8 April 2021 yang menyepakati penggabungan dan pembentukan Kementerian tersebut.
DPR menyetujui penggabungan dan pembentukan kementerian baru. Yaitu penggabungan sebagian tugas Kementerian Riset dan Teknologi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek. Serta pembentukan Kementerian baru yaitu Kementerian Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja. [ray]
sumber : merdeka.com
Posting Komentar untuk "Reshuffle Kabinet Diprediksi Hanya Mengisi Kursi Menteri yang Kosong"